Jumat, 27 April 2012

Seni Bergembira..


Seni bergembira
            Di antara kenikmatan terbesar adalah kegembiraan, ketentraman, dan ketenangan hati. Sebab, dalam kegembiraan itu terdapat keteguhan pikir, produktifitas yang bagus, dan keriangan jiwa. Kata banyak orang, kegembiraan merupakan seni yang dapat dipelajari. Artinya, siapa yang mengetahui cara memperoleh, merasakan dan menikmati kegembiraan, maka ia akan dapat memanfaatkan pelbagai kenikmatan dan kemudahan hidup, baik yang ada di depannya maupun yang masih jauh berada di belakangnya. Adapun modal utama untuk meraih kebahagian, tidak mudah goyah oleh goncangan-goncangan, tidak gentar oleh peristiwa-peristiwa, dan tidak pernah sibuk memikirkan hal-hal kecil yang sepele. Begitulah, semakin kuat dan jernih hati seseorang, maka akan semakin bersinar pula jiwanya.

             Hati yang cabar; Lemah tekad, Rendah semangat, dan selalu gelisah tak ubahnya dengan gerbong kereta yang mengangkut kesedihan, kecemasan, dan kekhawatiran. Oleh sebab itu, barangsiapa membiasakan jiwanya bersabar dan tahan terhadap segala benturan, niscaya goncangan apapun dan tekanan dari manapun akan terasa ringan.
            kala seorang jelata dalam kesengsaraannya
            ringan baginya untuk mendaki gundukan lumpur
                Di antara musuh utama kegembiraan adalah wawasan yang sempit , pandangan yang picik, dan egoisme. Karena itu, Allah melukiskan musuh-musuh-Nya adalah sebagaimana berikut:

{Mereka dicemaskan oleh diri mereka sendiri.}                                                                        (QS. Ali'Imran: 154)


               Orang-orang yang berwawasan sempit senantiasa melihat seluruh alam ini seperti apa yang mereka alami. Mereka tidak pernah memikirkan apa yang terjadi pada orang lain, tidak pernah hidup untuk orang lain, tidak pernah memikirkan apa yang terjadi pada orang lain, dan tidak pernah memperhatikan sekitarnya. Memang ada kalanya kita harus memikirkan diri kita sendiri dan menjaga jarak dari sesama, yaitu tatkala kita sedang melupakan kepedihan, kegundahan, dan kesedihan kita. Dan, itu artinnya kita dapat mendapatkan dua hal secara bersamaan: membahagiakan diri kita dan tidak merepotkan orang lain.

               Satu hal mendasar dalam seni mendapatkan kegembiraan adalah bagaimana mengendalikan dan menjaga pikiran agar tidak terpecah. Apalagi bila Anda tidak mengendalikan pikiran Anda dalam setiap melakukan sesuatu, niscaya ia tak akan terkendali. Ia akan mudah membawa Anda pada berkas-berkas kesedihan masa lalu. Dan pikiran liar tak terkendali itu tak hanya akan menghidupkan luka lama, tetapi juga membisikkan masa depan yang mencekam. Ia juga dapat membuat tubuh gemetar, kepribadian goyah, dan perasaan terbakar. Karena itu, kendalikan pikiran Anda ke arah yang baik dan mengarah pada perbuatan yang bermanfaat.

{Dan, bertawakallah kepada Dzat Yang Maha Hidup dan tidak pernah mati. }
                                              (QS. Al-Furqan:58)

nikmatnya rasa sakit

Nikmat-nya Rasa Sakit
         Rasa sakit tidak selamanya berharga, sehingga harus selalu dibenci. Sebab, mungkin saja rasa sakit itu justru akan mendatangkan kebaikan bagi seseorang.
        Bisanya, ketulusan sbuah doa muncul tatkala rasa sakit mendera. Demikian pula dengan ketulusan tasbih yang senantiasa terucap saat rasa sakit terasa. Adalah jerih payah dan beban berat saat menurut ilmulah yang telah mengantarkan seorang pelajar menjadi ilmuan terkemuka. Ia telah bersusah payah di awal perjalanannya, sehingga ia bisa menikmati kesenangan di akhirnya. Usaha keras seorang penyair memilih kata-kata untuk bait-bait syairnya telah menghasilkan sebuah karya sastra yang sangat menawan. Ia, dengan hati, urat syaraf, dan darahnya, telah larut bersama kerja kerasnya itu, sehingga syair-syairnya mampu menggerakkan perasaan dan menggoncangkan hatin. Upaya keras seorang penulis telah menghasilkan tulisan yang sangat menarik dan penuh dengan 'Ibrah, contoh-contoh dan petunjuk.

       Lain halnya dengan seorang pelajar yang senang hidup foya-foya, tidak aktif, tak pernah terbelit masalah, dan tidak pula pernah tertimpa musibah. Ia akan selalu menjadi orang yang malas, enggan bergerak, dan mudah putus asa.

        Seorang penyair yang tidak pernah merasakan pahitnya berusaha dan tidak pernah mereguk pahitnya hidup, maka untaian qasidah-qasidah-nya hanya akan terasa seperti kumpulan kata-kata murahan yang tak bernilai. Sebab, qasidah-qasidah-nya hanya keluar dari lisannya, bukan dari perasaannya. Apa yang dia utarakan hanya sebatas penalarannya saja, dan bukan dari hati nuraninya
  
        
contoh pola kehidupan yang paling baik adalah kehidupan kaum mukminin generasi awal. Yaitu, mereka yang hidup pada masa-masa awal kerasulan, lahirnya agama, dan di awal masa perutusan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh, hati yang baik, bahasa yang bersahaja, dan ilmu yang luas. Mereka merasakan keras dan pedihnya kehidupan. Mereka pernah merasa kelaparan, miskin, diusir, disakiti, dan harus rela meninggalkan semua itu pula mereka menjadi orang-orang pilihan. Mereka menjadi tanda kesucian, panji kebajikan, dan simbol pengorbanan.\

{Yang demmikian itu ialah karena mereka ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal salih. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.}

                                                                                                      (QS. At-Taubah: 120)

Kamis, 26 April 2012

(la-`tahzan)

Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia
                    

      1. Sadarlah bahwa jika Anda tidak hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda. Inilah
 makna sabda Rasullah: "Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore; dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi."

      2. Lupakan masa lalu dan melangkah ke depan (Move On), dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan.

      3. Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam ghaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya.

      4.Jangan mudah tergoncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.

      5. Beriman kepada Allah, dan beramal salih adalah kehidupan yang baik dan bahagia.

      6. Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan, dan kesenangan, maka dia harus berdzikir kepada Allah.

      7. Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan ketentuan Qadha’ dan Qadar.

      8.Jangan menunggu terima kasih dari orang lain

      9. Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk.

     10. Kemungkinan yang terjadi itu ada baiknya untuk diri Anda.

     11. Semua Qadha’ bagi seorang muslim baik adanya.

     12. Berpikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah.

     13. Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak dari pada yang dimiliki orang lain.

     14. Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan keluar.

     15. Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdoa.

     16. Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati.

     17. Sesungguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan.

     18. Jangan pernah hancur hanya karena perkara-perkara yang sepele.

     19. Sesungguhnya Rabb itu maha luas ampunan-Nya.

     20. Jangan marah, jangan marah, jangan marah, dan jangan marah!

     21. Kehidupan ini tak lebih hanya sekedar roti, air, dan bayangan. Maka, tak usahlah bersedih jka semua itu ada.    

     22. {Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.} (QS. Adz-Dzariyat: 22)

     23. Kebanyakan dari apa yang Anda takutkan tidak pernah terjadi

     24. Pada orang-orang yang tertimpa musibah itu suri teladan.

     25. Sesungguhnya, jika Allah mencintaimu suatu kaum, maka Dia akan membesihkan cobaan atas mereka.

     26. Ulangilah doa-doa untuk menghapus bencana.

     27. Anda harus melakukan perbuatan yang baik dan membuahkan, dan tinggalkan kekosongan.

     28. Tinggalkan semua kasak-kusuk, dan jangan percaya kepada kabar burung.

     29. Kedengkian dan keinginan Anda yang kuat untuk membalas dendam itu hanya akan membahayakan kesehatan Anda sendiri. Lebih besar daripada bahay yang akan menimpa pihak lawan.

     30. Semua musibah yang menimpa diri Anda adalah penghapus dosa-dosa.

~~~Its___@DOPS~~~

Rabu, 25 April 2012

Diamlah untuk Mendengarkan Firman Allah

    DIAMLAH untuk MENDENGARKAN FIRMAN ALLAH


         Tenangkanlah hati Anda untuk mendengarkan firman Allah, yang dibacakan dengan merdu dan menyentuh hati, oleh seorang qari' yang membaca sesuai dengan kaidah tajwid. Dengan begitu, niscaya Anda akan sampai kepada keridhaan Allah, muncul ketenangan di dalam jiwa, kesejukan, kedamaian, dan tumbuh keyakinan di dalam hati.


         Rasulullah sendiri sangat senang mendengarkan Al-Qur'an dari bacaan orang lain, karena hatinya akan tersentuh. Sebab itulah, ia selalu minta kepada para sahabatnya untuk membacakan Al-Qur'an untuknya. Ketika Al-Qur'an diturunkan, ia merasa bahagia, hatinya luruh, dan ia merasa tak terbebani.


          Dalam diri Rasulullah terdapat tauladan yang baik. Anda harus menyempatkan beberapa detik atau beberapa saat pada waktu siank atau malam hari untuk menyetel radio atau tape recorder untuk mendengarkan bacaan seorang qari' yang Anda kagumi.


          Riuhnya permasalahan hidup, kegelisahan orang-orang sekitar, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh orang lain sangat potensial untuk menggoyahkan jiwa, menguras kekuatan fisik, dan mencabik-cabik ketenangan hati Anda. Dalam suasana seperti itu ketenangan hanya Anda dapatkan dalam Kitab Allah berdzikir kepada-Nya.


{ (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.} (QS 13:28) (Ar-Ra'd)


           Pernah suatu saat Rasulullah memerintakan Abdullah ibn mas'ud untuk membacakan beberapa ayat dari surat An-Nisa'. Sejak awal dibacakan, Rasulullah sudah mulai menangis hingga kemudian air matanya membasahi pipinya. "Cukup, cukup (untuk) saat ini," pinta Rasulullah untuk menghentikan bacaannya.


           Suatu ketika Rasulullah lewat di depan rumah Ibn Abi Hartim yang di dalamnya ada seorang wanita tua. Rasulullah berhenti untuk mendengarkan apa yang dibaca oleh wanita tua itu dari balik pintunya. Si wanita itu ternyata sedang membaca ayat yang berbunyi:


{Sudah datanglah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?}                                                                                                                                         (QS Al-Ghasyiyah:1)

Tulis Sendiri Sejarah Anda


TULIS SENDIRI SEJARAH ANDA
        Pernah, suatu ketika saya beri’tikaf di masjid Istiqlal pada saat itu cuaca sangat panas, satu jam menjelang shalat Zhuhur. Tiba-tiba seorang lelaki yang sudah sangat tua berdiri dan memberikan air dingin kepada orang-orang yang hadir di tempat itu. Kedua tangannya masing-masing memegang sebuah gelas. Dia memberi minum jammah dengan air Aqua.  Setelah seseorang selesai minum, dia kembali mengambil air dan kembali memberi minum kepada yang lain. Sudah sekian banyak orang yang dia beri minum. Saya lihat keringatnya mengucur deras, sedangkan orang-orang hanya duduk menunggu giliran mendapatkan air minum dari orang tua tadi. Saya kagum pada semangat,kesabaran,kecintaannya pada kebaikan,serta wajahnya yang selalu menebar senyum saat memberi minum. Akhirnya, saya tahu bahwa kebaikan itu sangat mudah dilakukan oleh siapa saja yang Dia kehendaki. Dan, Allah juga mengalirkan keutamaan, meski sedikit, kepada orang-orang baik yang senang melakukan kebaikan kepada sesama. Dan, Allah tidak senang melihat keburukan menimpa sesama.

Jangan Terlalu Lama Berpikir Atau Ragu,Tapi Berbuatlah Dan Tinggalkan Kekosongan


Jangan Terlalu Lama Berpikir Atau Ragu,Tapi Berbuatlah dan Tinggalkan Kekosongan

Dr.Richard Cabot mengatakan dalam bukunya yang berjudul How Humans Live, “Sebagai seorang dokter saya menasehatkan bahwa bekerja telah banyak mengobati orang-orang yang menderita penyakit kelumpuhan jiwa yang diakibatkan oleh keraguan, rasa takut, dan ketidakpastian. Keberanian yang diberikan kepada kita oleh kerja keras seperti kepercayaan diri yang membuat Emerson begitu hebat.”
    

     Allah berfirman,
{Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.} (QS Al-Jumu’ah: 10)


   
   George Bernard Shaw berkata, ”Rahasia ketidakbahagian itu terletak dalam kesempatan yang diberikan kepada Anda untuk berpikir dengan leluasa; apakah Anda berada dalam kondisi bahagia atau tidak. Oleh sebab itu, jangan terlalu banyak berpikir tentang hal itu. Sebaliknya, teruslah bekerja, karena saat itu darah Anda akan mulai mengalir dan otak Anda mulai berpikir lagi. Kehidupan yang baru akan melenyapkan pikiran-pikiran itu dari otak Anda. Bekerjalah, dan jangan pernah ada di muka bumi, dan paling mujarab.”

Jangan Gusar Dengan Kritik Yang Membangun


Jangan Gusar Dengan Kritik yang Membangun

       Andrew moore mengatakan, “Segala sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita tampak menjadi sebuah kebenaran, dan yang tidak sesuai akan memicu kemarahan kita.”

        Demikian halnya dengan nesehat-nasehat  dan kritikan. Umumnya kita senang dengan pujian  dan kita merasa tersanjung meski pujian itu palsu. Sebaliknya, kita enggan terhadap kritikan dan celaan meski kritik itu benar apa adanya. Ini sebenarnya sebuah aib yang sangat besar dan kesalahan yang sangat fatal.


{Dan, apabila mereka dipanggil kepada Allah, dan rasul-nya, agar Rasul menghukumnya (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh}      (QS. An-Nur: 48-49)
      

    William James mengatakan,”Saat sampai pada sebuah keputusan untuk dilakukan pada hari itu juga, maka Anda akan terbebas sepenuhnya dari pikiran-pikiran yang akan menguasai diri Anda berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan hasil yang akan menguasai diri Anda capai. Artinya, jika Anda sudah mengambil keputusan yang didasarkan pada kenyataan, maka lakukanlah dan jangan maju-mundur atau punya pikiran yang tidak-tidak. Jangan campakkan diri ke dalam keraguan yang hanya akan melahirkan keraguan yang hanya akan melahirkan keraguan yang lebih besar, dan jangan terus mengutak-atik hal-hal yang sudah berlalu.”
    

      Seorang penyair berkata,
Jika engkau puny ide maka segera satukan tekad untuk melakukannya, sebab rusaknya ide karena keraguan semata.